Pagi
yang cerah diselimuti dengan udara sejuk dan suara kicauan burung menyambut
aktivitas siswa – siswi SD Harapan Bangsa 01(Anak-anak bermain ular naga
panjangnya di halaman).
15 menit
kemudian bel tanda masukpun berbunyi (net…..net…...net………..)
Elisa : Teman-teman ayo kita masuk !
Doni : Nanti
ah sa, sebentar lagi….bu gurunya juga belum datang.
Hasna : Tuhhh…Bu guru udah datang…, ayo
masukk (anak-anak masuk ke kelas).
(Dikelas sedang berlangsung
pembelajaran)
Guru : Selamat pagi, anak-anak !
Anak2 : Selamat pagi, Bu !
Guru : Hari
ini siapa yang tidak masuk?
Anak2 : Masuk semua bu,.
Guru :
Pelajaran kita hari ini adalah mengenal penjumlahan. Yu buku dan alat tulisnya
disiapkan dulu
Anak2 : (anak-anak
menyiapkan buku)
Guru : Kita mulai ya ? Sekarang Ibu jelaskan
penjumlahan. (nulis tanda + ). Ini adalah tanda
yang digunakan untuk penjumlahan. Contoh ! (nulis 5+7). Siapa yang bisa?
yang digunakan untuk penjumlahan. Contoh ! (nulis 5+7). Siapa yang bisa?
Anak2 : (2 anak ngacung)-(Elisa,Rio)
Guru : Coba
kamu, Elisa maju!
Elisa : (nulis 57)
Anak2 : (pada ngedumel-hahahihi)
Guru : Kenapa
hasilnya 57, Elisa ?
Elisa :
Kan 5+7 (nulis 5+7) kalau digabungin jadi 57 bu..(nada polos)
Guru :
(senyum manis) Bukan begitu sayang.., yo kamu duduk dulu, nanti Ibu ajari, .
Elisa : (kembali duduk-malu-muka bersemu
merah)
Guru :
Caranya seperti ini anak-anak, seumpama kalian mempunyai 2 permen. Setelah itu
kalian diberi 3 permen lagi, berapa jumlah semuanya ?
Anak2 : (pada ngitung)
Rio : Saya Bu ! (ngacung)
Guru : Iya
Rio, silahkan !
Rio : (dengan bangga) lima bu !
Guru : Betul
! pintar kamu Rio. Sama halnya dengan penjumlaan. 2+3=5, dan 5+7=12 bukan 57.
Anak2 : OOOooooOOOhhhhhhh
…
Guru
: Ada yang ditanyakan ?
Hasna : Bu, berarti
kalau 7 ditambah 8 hasilnya berapa bu ?
Guru :
Ya siapa yang bisa menjawab pertanyaan Hasna? (nulis 7+8)
Doni :
saya bu, 15 kan bu?
Guru :
ya benar sekali..7 + 8 adalah 15, tepuk tangan buat Doni ..
Anak2 : (tepuk tangan)
Guru : Ada yang ditanyakan lagi?
Anak2 : Tidak ada bu…
Guru : Kalau
sudah paham, coba kerjakan hal 4 ! Ibu tinggal ke kantor dulu sebentar ya ?
Anak2 : Baik Bu !
(Bu Guru jalan
ke luar kelas dan melihat Devi dengan pakaian jelek -kumel)
Guru :
Sedang apa kamu disini ? Selain siswa dan pengajar dilarang masuk !
Devi :
(diam dan menundukkan kepala)
Guru : Kamu bawa apa itu ? (nunjuk buku Devi).
Coba saya lihat !
Devi
: (semakin mempererat genggamannya)
Guru :
Ayo sini, berikan pada ibu !
(Devi dengan pasrah memberikan buku
satu-satunya)
Guru :
Astaghfirullah ! jadi selama ini kamu mengikuti pelajaran ibu ? kenapa kamu
tidak
sekolah saja ?
sekolah saja ?
Devi :
Keluarga saya tidak punya uang untuk sekolah saya Bu (lagu pengamen jalanan:
Tegar)
Tegar)
Guru : Jadi keluargamu kurang
mampu ?
Devi
: (ngangguk-ngangguk) maafkan
saya sudah berani melanggar peraturan sekolah ini.
Guru :
Baiklah, saya maklumi. Besok jangan kamu ulangi lagi ya ? Kamu akan dapat dana
BOS agar bisa sekolah di sini.
BOS agar bisa sekolah di sini.
Devi :
Benar Bu? Saya boleh sekolah di sini ?
(Bu Lidia mengangguk sambil tersenyum)
Devi :
(menyalami tangan Bu Lidia) terima kasih ya Bu !
Guru : Ini juga ada sedikit
uang untuk membeli peralatan sekolah (mengulurkan beberapa
lembar uang ribuan)
lembar uang ribuan)
Devi : (menerima uang tersebut) sekali lagi terima
kasih ya Bu
Seminggu
kemudian Devi mulai bersekolah, ternyata Devi anak yang pintar. Setiap kali
ulangan, ia selalu mendapat nilai tertinggi. Tetapi ke 3 temannya
*Hasna-Rio-Doni* membenci Devi karena selalu mendapat nilai bagus di kelas.
Pada suatu hari –Trio Pembenci Devi- berkumpul dan membicarakan sesuatu.
Hasna
: Gara-gara ada si kumel Devi itu, sekarang Bu
Guru nggak pernah merhati’in
kita !
kita !
Doni : Iya Bener, nilai kita sekarang juga
selalu di bawah Devi.
Rio :
Jika ada lomba, pasti Devi yang selalu di tunjuk.
Hasna : Kalian semua bener, kita harus beri
si Devi itu pelajaran ! Dan tentu saja
pahlawanya juga.
pahlawanya juga.
Rio
: Pahlawan ? Siapa yang kamu
maksud ?
Hasna : U..uh.., siapa lagi yang suka ngikutin Devi kemana
aja. Elisa kan ?
(Doni & Rio ngangguk)
Doni : Gimana kalo kita sembunyiin buku PR nya Devi ?
Hasna & Rio : ya, ya setuju….
Setiap
kali mereka ingin mencuri buku Devi, selalu tidak berhasil. Dan semua itu
berkat Elisa ! Pada suatu hari, diadakan pemilihan peserta lomba matematika.
Devi akhirnya dipilih oleh Bu Lidia untuk mengikutinya, namun –Trio Pembenci
devi- tidak setuju .
Guru : Selamat pagi anak-anak…
Anak2 : Selamat pagi bu
Guru : Ibu ingin memberi tahukan bahwa 1
minggu lagi akan dilaksanakan lomba
matematika tingkat kabupaten. Devi !
matematika tingkat kabupaten. Devi !
Devi : Iya Bu?
Guru : Ibu memilih kamu untuk maju mengikuti lomba.
(HAA?!!! Semua orang terkejut mendengarnya, tak terkecuali Devi.)
Hasna : Bu ! Kenapa harus Devi ? Rio kan lebih pinter !
Doni : Iya Bu. Kenapa selalu Devi yang Ibu tunjuk ?
Guru : Karena devi yang terbaik. Ibu akan tetap memilih
Devi untuk mengikuti lomba.
Elisa : Iya bu,
saya setuju kalau Ibu menunjuk Devi dari pada anak nakal itu
(matanya
ngelirik ke Rio)
ngelirik ke Rio)
Rio :
Jadi kamu mengejekku ?
Elisa : Jadi kamu nyadar ? ya bagus deh.
Guru : Sudah .. sudah ! Kalian ini selalu bertengkar saja!
Nanti setelah lomba
matematika juga ada lomba tari tradisional. Ibu memilih Devi, Elisa, Hasna,
Doni dan Rio untuk mengikutinya.
matematika juga ada lomba tari tradisional. Ibu memilih Devi, Elisa, Hasna,
Doni dan Rio untuk mengikutinya.
Rio : Hah…kenapa harus sama
Devi si bu? Devi kan sudah mengikuti lomba
matematika bu, kenapa tidak bertiga saja ?
matematika bu, kenapa tidak bertiga saja ?
Hasna : Ya bu…kalau sama Devi,
saya tidak mau ikut lah bu,.!
Doni : Saya juga bu, masa kita suruh
nari sama anak jalanan si bu..?
Guru : Hayo…tidak boleh seperti itu,
kalian semua kan satu kelas, satu keluarga, berarti
tidak boleh saling benci, tidak boleh saling mengejak seperti itu. Kalian itu harus
saling membantu dan bekerja sama, paham kalian…!
tidak boleh saling benci, tidak boleh saling mengejak seperti itu. Kalian itu harus
saling membantu dan bekerja sama, paham kalian…!
Rio, Hasna, Doni : Paham bu…
Satu minggu
kemudian lomba matematika diadakan dan Devi keluar sebagai juara ke-1. Namun
ketiga temannya masih saja membenci Devi. Keesokan harinya …
Guru : Selamat pagi anak-anak ?
Anak2 : Selamat pagi, Bu.
Guru :
Setelah lomba kemarin, ternyata pemenangnya adalah Devi. Mari kita beri
tepuk tangan !
tepuk tangan !
(yang tepuk tangan hanya Elisa dan Bu Guru)
Elisa : Kenapa kalian tidak senang jika Devi yang menang ?
Hasna : Kita bukan senang, tapi BENCI ! (Lagu syirik tanda tak
mampu:Joshua)
Elisa : Kalian iri kan ?
Rio : Kenapa harus iri ? Devi itu menang cuma gara
gara beruntung aja !
Doni : Jangan sombong kamu, Dev.
Di sini kan kamu hanya sebagai murid dana BOS.
Elisa : Jangan dengerin mereka Dev! mereka hanya syirik
karena tidak bisa mengikuti
lomba itu.
lomba itu.
Rio : Kalo iya, kenapa ?
Elisa : Akhirnya ngaku juga!
Guru : Sudah
sudah ! kalian ini masih saja bertengkar! Kan kemarin Ibu sudah bilang
kalian itu harus bersatu, saling membantu, saling bekerja sama. Apalagi nanti
kan kalian akan mengikuti lomba tari bersama.
kalian itu harus bersatu, saling membantu, saling bekerja sama. Apalagi nanti
kan kalian akan mengikuti lomba tari bersama.
Devi : Bu (ngangkat
tangan) Bolehkah saya berbicara sebentar ?
(tanpa disetujui, Devi langsung maju ke depan kelas)
Devi : Teman-teman , kemarin saya menang juga karena do’a
kalian. Saya sangat
berterima kasih pada kalian. Kalian memang sahabat yang terbaik.
berterima kasih pada kalian. Kalian memang sahabat yang terbaik.
Semuanya
terdiam, bahkan –TrioPembenciDevi- juga diam. Walaupun sudah dibenci, Devi
tetap menganggap mereka sahabat.
Devi :
Ini hadiah lomba kemarin *mamerin piala, 2 pak buku tulis & amplop* . Saya
mendapat piala, buku dan sedikit uang. Buku ini saya berikan untuk kalian.
Kita bagi rata. Ok teman-teman.
mendapat piala, buku dan sedikit uang. Buku ini saya berikan untuk kalian.
Kita bagi rata. Ok teman-teman.
Guru :
Tuh…lihat, Devi sudah baik sekali sama kalian. Devi mau membagi hadiahnya
buat kalian, walupun kalian tidak suka pada Devi tetapi Devi masih
menganggap kalian sahabat. Apa kalian masih tidak mau berteman dengan
Devi?
buat kalian, walupun kalian tidak suka pada Devi tetapi Devi masih
menganggap kalian sahabat. Apa kalian masih tidak mau berteman dengan
Devi?
Akhirnya
trio pembenci Devipun menyadari perbuatannya selama ini kepada Devi. Mereka
meminta maaf kepada Devi.
Trio : Devi. Maafin kita yang
sudah jahat sama kamu ya ? (maju mendekati Devi)
Devi : Iya, dari dulu aku dah
maafin kalian kok !
Hasna : Jadi, kita sahabat ?
Devi : (tersenyum dan
mengangguk) tentu.
Elisa : Nah gitu dong! Kita harus
saling memaafkan karena kita adalah sahabat untuk
sekarang dan selamanya.
sekarang dan selamanya.
Semua : Selamanya kita sahabat!!! (Mereka saling
bergandengan tangan dan
menyanyikan lagu kepompong)
menyanyikan lagu kepompong)
Devi :
Jadi kapan nih kita mulai latihan nari bersama? Kalian mau kan latihan dengan
aku.
aku.
Trio : Ya mau lah Dev, sekarang kan kita
sahabatan.
Keesokan
harinya mereka mulai latihan nari jaranan yang akan dilombakan 2 minggu yang
akan datang.
Guru : Anak-anak sekarang kita latihan
nari,.!
Anak2 : Baik bu!
Guru : Nah…,seperti itu donk yang
kompak, kalau rukun kan enak dilihatnya.
Doni : Ya bu, kita sudah sadar dan
taubat .
Elisa : Apa, kamu sudah taubat don???
Taubat kan itu buah yang bisa buat jus dan bisa
untuk masak juga kan?
untuk masak juga kan?
Hasna : Itu tomat, Elisa !
Devi : Tomat mah…itu, kita
harus tomat tidak boleh boros.
Rio : Hemat, Devi…katanya juara 1,.masa
seperti itu tidak tahu!
Devi : Iya Rio, Aku kan
bercanda.
Guru : Sudah-sudah! Kalian itu ada-ada
saja, ayo sekarang latihan yang serius yah
jangan bercanda lagi!
jangan bercanda lagi!
Anak2 : (Latihan tari jaranan).
Setelah
sekian minggu anak-anak berlatih tari dengan sungguh-sungguh, akhirnya tibalah
waktu perlombaan. Dan SD Harapan Bangsa 01 mendapatkan juara ke-2.
Guru : Anak-anak, Ibu akan memberitahukan
berita gembira kepada kalian semua.
Elisa : Berita apa bu?
Hasna : Ya bu, cepet bu kasih
tahu ke kita, jangan bikin penasaran bu!
Doni : Huuuh, makanya kamunya diem dulu,
biyar bu guru saja yang bicara!
Guru : Ya berita gembiranya adalah lomba
tari kamarin kalian mendapatkan juara ke-2.
Anak2 : Horeeeee………..
Guru : Ibu bangga
dengan kalian semua, berkat usaha dan kekompakkan kalian bisa
mengharumkan nama sekolah tercinta ini. Ibu berharap kalian selalu kompak
dan semangat dalam belajar.
mengharumkan nama sekolah tercinta ini. Ibu berharap kalian selalu kompak
dan semangat dalam belajar.
Devi : Tentu bu, kita akan selalu kompak dan
semangat dalam belajar.
Semua : Hidup, Devi…!
SINOPSIS DRAMA “PERSAHABATAN BAGAI KEPOMPONG”
Pada
suatu hari ada seorang gadis kecil yang bernama Devi, ia adalah seorang
pengamen cilik yang kesehariannya dihabiskan di jalanan. Walaupun ia sibuk
mengamen untuk mencari sesuap nasi, tetapi ia mempunyai motivasi yang kuat
untuk dapat tetap belajar. Sehingga disela waktu mengamennya ia sempatkan untuk
datang ke sekolah yang dekat dengan tempat ia mengamen, yaitu SD HARAPAN BANGSA
01. Setiap hari Devi datang ke sekolah tersebut, ia selalu berada di depan
kelas untuk mendengarkan apa yang dijelaskan oleh Guru bahkan terkadang ia
mencatatnya pada buku tulis yang dibelinya dari hasil mengamen.
Pada
suatu saat, Devi ketahuan oleh guru yang biasa suaranya ia dengarkan pada saat
mengajar. Guru itupun iba melihat keadaan Devi, hingga akhirnya Devi
diperkenankan sekolah di situ dengan menggunakan dana BOS. Devi ternyata anak
yang pintar. Setiap kali ulangan, ia selalu mendapat nilai tertinggi di
kelasnya. Tetapi ketiga temannya yaitu Rio, Hasna dan Doni membenci Devi karena
nilainya selalu diatas mereka.
Pada
suatu hari trio pembenci Devi itupun membicarakan sesuatu dan berniat jail
kepada Devi. Namun setiap kali mereka ingin berbuat jail yaitu menyembunyikan
buku PRnya Devi selalu tidak berhasil. Dan semua itu berkat Elisa, satu-satunya
anak yang mau berteman dengan Devi. Kebencian ketiga temannya pun bertambah
saat Devi dipilih untuk mengikuti lomba matematika.
Setelah
lomba matematika diadakan, lomba dalam bidang lainnyapun sudah menunnggu, salah
satunya lomba dalam bidang kesenian yaitu tembang dolanan dan tariannya. SD
Harapan Bangsa 01pun berencana untuk mengikutinya, yakni dengan mengirimkan
tari jaranan. Ada lima anak yang terpilih untuk mengikuti lomba tersebut yaitu
Devi, Elisa, Rio, Hasna dan Doni. Namun Rio, Hasna dan Doni tidak mau ikut
kalau bersama dengan Devi karena Devi hanya anak jalanan.
Satu
minggu kemudian pengumuman lomba matematika keluar dan Devi memperoleh juara
ke-1. Dengan kebaikan hati, Devi membagikan sebagian hadiah lombanya kepada
semua teman-temannya. Trio pembenci Devipun sadar selama ini sudah berbuat
salah dan berbuat jahat sama Devi, akhirnya mereka saling memaafkan. Semenjak
itu mereka bersahabat dan selalu kompak dalam segala kegiatan, termasuk dalam
latihan tari. Berkat kekompakkan dan usaha yang mereka lakukan, lomba tari yang
diikutinyapun mendapatkan juara. Mulai saat itu juga SD Harapan Bangsa 01
banyak mendapatkan prestasi baik di bidang akademik maupun non akademik.
Unsur Intrinsik Drama “Persahabatan Bagai
Kepompong”
a.
Tema : Persahabatan
b.
Latar : Sekolah, pagi hari
c.
Alur : maju
d.
Penokohan:
·
Guru : Bijaksana, penyabar
·
Devi : Penyabar, baik hati, tidak pendendam
·
Rio : Pendengki, jail
·
Hasna : Pendengki, jail
·
Doni : Pendengki, jail
·
Elisa : polos, baik hati
e.
Amanat :
v Kita tidak boleh iri atas apa yang telah diperoleh oleh orang lain
v Jangan memandang orang lain dari status sosialnya, karena bisa jadi
orang yang lebih rendah dari kita (miskin) tapi hatinya lebih baik.
v Jagalah kekompakkan dan kerukunan dalam berteman, semua yang
terasa susah akan terasa mudah apabila dikerjakan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar